Source: pinterst.com |
Sebagai manusia yang menginjak dewasa tengah penulis kerap menemui kisah dibalik suksesnya orang, hampir semua kisahnya diterbitkan dalam suasana behavioristik diperhitungkan bagaimana “zero” menjadi “one million”. Cerita akan menarik jika ada konflik, entah permasalahan naik turunya perjalanan atau bagaimana seseorang bisa belok secara tajam menuju tujuan yang besar itu.
Ada sebuah cerita bagaimana
orang kaya merasa sengsara, hampir seluruh waktunya digunakan untuk berusaha.
Ia lupa akan tujuan utama hidupnya, ia mengabaikan bagaimana usaha-usahanya, ia
juga terkadang banyak pertimbangan saat diajak dalam kebaikan. Kisah ini
bermula saat “Ujiro” (bukan nama asli) memulai usahanya untuk membuat
perusahaan tekstil terbesar di wilayahnya, ia menyiapkan alat produksi dan
pendukungya, melakukan riset sana sini selama kurang lebih 5 tahun, mengubah
ruang tengah rumahnya menjadi ruang kendali, (perlu diingat bahwa rumah yang ia
tinggali adalah rumah warisan mertuanya), lalu Ujiro menyewa sebidang tanah
untuk dijadikan tempat produksi. Singkat cerita pada tahun ke 6 usahanya mulai
menunjukkan performa yang baik, ia meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai
petani tambak yang mana pekerjaan sebelumnya terjadi penurunan profit tajam
akibat pandemi.
Pada tahun ke 7 Ujiro
mempekerjakan lebih dari 50 karyawan untuk membantu usahanya, karyawannya
sebagian besar adalah warga propinsi lain di negara itu sehingga mengharuskan
menyediakan asrama untuk mereka, produk yang dihasilkan telah dipasarkan di
seluruh wilayah dalam negara, ia pun merasa sedikit senang. Pada tahun ke 8 9
dan 10 ia masih menikmati hasil usahanya yang
membesar hingga mendapatkan penghargaan “TOP BRAND”. Ujiro mencoba merambah ke
pasar internasional dengan bekerja sama dengan brand yang ada di negara maju,
penjualan meningkat, memperbanyak kolaborasi hingga dengan brand yang tidak ada
hubungannya dengan tekstil (seperti penjual makanan, otomotif hingga kosmetik).
Kisah ini akan monoton jika selalu
mengalami keberhasilan, cerita akan dilanjutkan dengan kisah pahitnya. Pada
tahun ke 14 anaknya yang menempuh pendidikan SMA di luar negeri mengalami
kecanduan obat-obatan terlarang, Ujiro bersama keluarga lainnya panik bukan
kepayang bersusah payah untuk menghentikan adiksi obat-obatan terlarang yang
mengharuskan pulang pergi keluar negeri. Bidang usaha yang ia kerap tinggalkan tetap
naik meskpun secara perlahan. Anaknya terpaksa direhap disebuah panti
rehabilitasi dengan program yang beragam bentuknya, hingga kurang lebih 1 tahun
anaknyapun dinyatakan bersih dari adiksi obat-obatan terlarang.
Cerita berlanjut ketika Ujiro merasa ingin
memperbaiki pola komunikasi dan ekosistem kerja dalam keluarganya, ia melakukan
pencarian solusi, melihat sana-sini. Dalam upayanya tersebut ia berkelana ke
daerah-daerah tanpa khawatir usahanya, ia melihat masyarakat daerah yang bahkan
google maps saja belum masuk disana. Ujiro menyadari banyak hal dari
perjalannya tersebut, ia heran bagaimana mereka bisa sebahagia itu dengan hasil
yang ia miliki, mereka juga mempertahankan nilai kebersamaan satu sama lain.
Entah berapa lama Ujiro akhirnya pulang, ia memutuskan untuk melepas semua usahanya
secara praktikal tapi kepemilikan masih ada padanya, ia menyerahkan semuanya
pada orang kepercayaan. Bersamaan dengan itu anaknya telah lulus dari sekolah
dengan nilai rata-rata, Ujiro membebaskan anaknya untuk mengambil pendidikan
lanjutan atau tidak. Ujiro memutuskan membangun hubungan baik dengan keluarganya,
memahami keluhan mereka serta kerap berlibur bersama.
Kisahnya berakhir dengan Ujiro yang fokus pada keluarga menikmati masa pensiun ketika energi masih tersisa, semuanya dialihkan pada keluarga. Kemanapun perginya keluarga adalah finish yang akan menjadi prestasi tertinggi seseorang.
1 Comments
Cara Menghindari Sengsara - Blog Rio File >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Cara Menghindari Sengsara - Blog Rio File >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Cara Menghindari Sengsara - Blog Rio File >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK Pz