Fenomena
pejuang kesetaraan gender yang dilakukan oleh kaum hawa meningkat seiring
banyaknya pengguna sosial media, berpengaruh atau tidak nyatanya pribadi yang
memperjuangkan “Hak-haknya” merasa
sangat superior di sosial media, mereka kerap menyandingkan hal yang tidak
esensial untuk diperdebatkan, seperti diksi “Disetiap keputusan pasti selalu
bersuasana patriarki” atau “Podcast tongkrongan yang patriarkis”. Penulis
sebagai individu yang tidak seberapa pengaruh akan suara-suara feminisme
tersebut, penulis memilih untuk mencari banyak literatur yang melatarbelakangi mengapa
hal tersebut terjadi.
Latar
belakang dari adanya hal tersebut salah satunya melalui kaum yang dijuluki
sebagai SJW (Social Justice Warrior), meski tidak ada satupun orang yang tau
apakah ia memperjuangkan feminisme atau tidak namun seruan-seruan yang
diciptakan kerap meresahkan.
Dalam
hal ini penulis beropini untuk menghambat pergerakan mereka, kita selayaknya
manusia juga berhak melakukan apapun pada sosial media pribadi, meskipun hal
tersebut merupakan diksi yang sangat bisa diperdebatkan. Sosial media merupakan
media gratisan yang dapat merubah seorang yang malas membaca menjadi
bersemangat membaca cuitan orang di twitter atau orang yang tidak ahli dalam
memotret menghasilkan foto yang keren melalui instagram.
Banyak
hal positif yang ditimbulkan sosial media jenis apapun dalam kehidupan peradaban
manusia, lebih asyik memanfaatkan sisi positif sosial media daripada harus
memperhatikan hal-hal yang tidak elok untuk diperdebatkan.
Semua
orang akan dewasa bersosial media pada waktunya, jika internet hadir di
Indonesia sekitar 1990an maka kini usia internet menginjak sekitar 30 tahunan,
diusia tersebut dapat saya katakan bahwa masyarakat masih belum dapat berperan
sebagai dewasa berinternet.
Jika
terhitung sosial media hadir di sekitar 2000an awal maka kini masuk pada usia
dewasa awal (jika disamakan dengan manusia) dan penggunanya akan banyak
beradaptasi untuk menjadi dewasa, perkembangan peradaban era sains dan
teknologi kali ini sangat cepat terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia.
Hal sederhana
untuk merubah sesuatu adalah dengan merubah diri sendiri, merubah orang lain
diperbolehkan jika orang tersebut merasa perlu untuk dirubah atau orang
tersebut telah mengusik kehidupan kita.
0 Comments