“Sudah fokus saja sama kerjaanmu jangan ngomongin orang lain”
Kalimat yang ga relate dengan orang yang
kerjanya sebagai HR, kerjaannya kan emang disuruh ngurusin orang, bahkan
dirinya sendiri. Selain HR beberapa profesi yang terkait dengan dunia
psikologian juga seringnya ngurusin orang (termasuk personal trainer).
Pernah sedikit baca tentang bagaimana paradox
of tolerance, dimana pernyataan tentang toleransi akan membuat dirinya tidak
toleran. Cukup unik sih tapi begitulah dunia bekerja.
Apapun paradigma yang dibawa dari seorang hr
mau tidak mau ya ngurusin orang, bagaimana jika HR disuru berhenti
mikir/ngomongin orang lain? Mungkin yang terjadi manajemen akan kelabakan
mengatur karyawannya.
Pernah menjalani pendidikan psikologi kita
terkenal dengan istilah tembok tipis psikologi, ya meskipun sebenarnya bukan
temboknya yang tipis tapi mulutnya aja yang kemana-mana.
Dalam proses pembelajaran yang utamanya adalah
asesmen, kita diajari mengidentifikasi aspek tertentu dengan menghubungkan
fakta di lapangan yang kemudian disebut data dengan teori yang relevan. Proses
yang saya sederhanakan untuk menampik psikologi adalah ilmu perdukunan.
Salah satu orang pernah bilang jika sebisa
mungkin praktisi menghindar dari kecenderungan, dimana fungsinya agar hasil
asesmennya tidak bias. Menghindari bias juga merupakan kemampuan yang tidak
semua orang bisa lakukan, disana juga letak psikolog professional layak mendapatkan
upahnya.
Mendeteksi permasalahan akan menentukan
intervensi yang akan dibuat setelahnya, sehingga penting kiranya seorang
psikolog menerapkan metode yang tepat untuk mendeteksi permasalahan tersebut.
Dalam tulisan saya selalu mengedepankan
idealnya sehingga dikemudian hari saya akan diingatkan dengan tulisan ini jika
mulali membelot (realistis).
Saya tidak mengulangi penjelasan tentang
idelais karena sudah saya sedikit bahas sebelumnya (disini).
Jadi daripada kita sibuk membuat kalimat yang
ga penting maka mending kerja saja apa yang menurutmu baik dan diperlukan.
Menghargai satu sama lain, menghargai profesi juga.
Menghargai profesi inilah yang kerap saya bawa
ketika ada teman yang sekonyonh-konyong menawarkan produk MLM mereka, ya saya
harus realistis kalau mereka juga butuh uang untuk hidup tapi saya tidak
sepakat dengan bualan yang mereka ciptakan karena cenderung berbohong.
Terima kasih. :)
0 Comments