Bagaimana Film RED CLIFF (2008 & 2009) Dapat Bermanfaat Dalam Pengembangan Organisasi

Sumber : aliefworkshop.com

Film tersebut menyajikan perjalanan pertempuran antar saudara, dimana proses menuju pertempuran memiliki rentetan cukup panjang, hal ini menjadi menarik karena intrik dan drama yang terjadi terdapat makna dan pelajaran yang dapat diambil, diantaranya adalah bagaimana mengkordinasikan koloni untuk mempersiapkan peperangan tidak seimbang, bagaimana jumlah pasukan yang dimiliki oleh gabungan Liu bei dan Sun quan atau pasukan utara lebih sedikit, selain itu pasukan tersebut memiliki sumberdaya perang yang kalah dengan lawan. 

Keunggulan yang dimiliki oleh kelompok tersebut adalah kemampuan analisis perang yang luar biasa, Zhuge Liang dan Zhou yu merupakan tokoh dibalik peramu strategi perang, berbagai pengetahuan “sedikit” yang diperlihatkan Zhuge liang dalam film tersebut mampu mengalahkan kelompok lawan.

Kemenangan yang diperoleh tidaklah mudah, banyak pengorbanan yang diberikan, termasuk oleh anggota keluarganya yang banyak diremehkan, Sun Shang Xiang dengan memanfaatkan tomboi serta keberaniannya mampu menjadi mata-mata untuk kelompok utara, meskipun dalam pelaksanaannya terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi sun shang xiang ia dapat mengatasinya, hikmah dibalik itu selain keuntngan untuk pihak utara adalah ia sudah tidak diremehkan oleh saudaranya yang menjadi kaisar di utara.

Pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah bekerjalah semaksimal mungkin hingga yang meremahkanmu segan padamu, kalimat itu relevan dengan peristiwa karena selain mendapatkan kepercayaan sun shang juga lebih percaya diri dalam mendukung peperangan hingga kemenangan diperoleh.

Dari kedua episode Red Cliff yang telah penulis lihat, terdapat beberapa framework yang dapat diterapkan dalam proses pengembangan organisasi, seperti :

·         Penguasaan medan.

·         Pengetahuan yang memadahi.

·         Tidak mudah menyerah.

·         Memiliki visi yang jelas.

·         Pengorganisasian yang jelas.


Teori yang terkait dengan Pengembangan Organisasi

1. Porter’s Diamond – the determinants of national advantage

        Porter Dimond Model (1990) dalam Johnson, Scholes, & Whittington (2005) merupakan sebuah prespektif teori yang menjelaskan bagaimana sebuah negara dapat berkompetisi dengan negara lain dengan mempertimbangankan seberapa kuat perusahaan dalam negeri mereka untuk menyokong kekuatan nasionalnya, dalam teori tersebut disebutkan adanya 4 faktor determinan yang menentukan National Advantage faktor tersebut adalah

                    1.    Firm strategy, Structure and Rivalry

Mengacu pada strategi dan struktur yang ada pada sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pada industri tertentu.

2.    Related and Supporting Industries

Mengacu pada tersedianya serangkaian dan adanya keterkaitan kuat antara industri pendukung dan perusahaan.

3.    Factor conditions

Mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan infrastruktur.

4.    Demand conditions

Mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan menjadi elemen penting dalam menghasilkan daya saing.

        Teori tersebut relevan dengan film ditandai dengan adanya visi untuk menghilangkan pertikaian antar keluarga, menghilangkan ancaman dan ego yang dimiliki oleh kelompok selatan menguasai utara. Keinginan tersebut dapat dimaksutkan sebagai visi negara, peperangan yang diciptakan ibarat sebuah negara yang ingin melakukan persaingan dengan negara lain yaitu kelompok selatan.

Sementara itu analisis 4 faktor dari kelompok utara adalah sebagai berikut :

1.      Firm strategy, Structure and Rivalry

Faktor yang pertama adalah megacu saat kelompok utara melakukan analisis strategi internal, dimana tiap kelompok kecil menunjukkan kekuatannya pada pemimpin kelompok yang kemudian melakukan pembagian tugas (Darat, laut, Petarung, devisi yang mengatur logistik perang, dll). Selain itu kelompok utara juga melakukan analisa lawan dengan mengutus mata-mata untuk menentukan hal-hal yang diperlukan saat perang.

2.      Related and Supporting Industries

Ketika kelompok utara bersekutu dengan kelompok Liu Bei yang memiliki visi yang sama, hal tersebut dapat mencerminkan adanya dukungan dari kelompok yang relate.

3.      Factor conditions

Faktor ini dalam film dijelaskan dalam bentuk penyiapan pasukan perang, menyiapkan logistik perang dengan mencuri panah dari kelompok selatan, memprediksi kondisi alam, menyiapkan kapal dan akomodasi prajurit.

4.      Demand conditions

Faktor ini merupakan yang paling lemah dari kelompok utara, dimana yang mereka andalkan adalah kekuatan strategi dan pengoptimalan pasukan, tidak pada kelengkapan logistik perang. Sehingga kelompok utara harus menyiapkan logistik seadanya dengan banyak penyesuaian.

Referensi 

Johnson, G., Scholes, K., & Whittington, R. (2005). Exploring Corporate Strategy 7th ed. Harlow: Prentice Hall.


Post a Comment

0 Comments